PLIK Buat Warga Desa Melek Internet

PLIK Buat Warga Desa Melek Internet

\"\"KUNINGAN - Program Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK)  yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, benar-benar berguna bagi masyarakat. Ini dibuktikan oleh warga Desa Kedungarum, Kecamatan Kuningan. Desa yang berbatasan dengan Kelurahan Cijoho, kini warganya bisa menikmati layanan internet murah yang bebas diakses selama 24 jam. Bukan hanya warga, para perangkat desa pun kini sudah melek internet. Bagi mereka, browsing di internet sudah menjadi hal biasa. Menurut Kepala Desa Kedungarum Sarip Hidayat, program PLIK masuk ke desa pada bulan April 2012, setelah sebelumnya ada program desa berdering atau penyediaan telepon guna membantu warga untuk berkomunikasi. Pada waktu itu, yang dikirim berupa enam unit kumputer, modem dan juga jaringan wireless sebagai alat untuk mengakses internet via satelit. Karena akses internet melalui satelit tidak bisa dikases, pihak desa memanfaatkan jaringan speedy untuk mendukung progrm ini, dan teryata sangat berhasil. Mengetahui pihak Desa Kedungarum berhasil mengoperasikan internet melalui speedy, pihak Kominfo sangat mendukung. Mereka menginginkan semua desa yang memperoleh program ini bisa meniru apa yang dilakukan Kedungarum. Mereka menginginkan, pihak desa penerima PLIK jangan terpaku pada alat yang ada, namun bisa mencari jalan keluar sendiri. “Dengan menggunakan speedy, kami bisa menyediakan layanan internet murah bagi masyarakat. Kalau di warnet tarifnya Rp3.000/jam di PLIK hanya Rp2.000,” ujar Sarip kepada Radar, kemarin (23/7). Sarip menuturkan, agar layanan PLIK ini bisa dinikmati oleh warga, pihak desa langsung melakukan sosialisasi, baik dalam acara resmi maupun pada kegiatan non formal. Hal ini dilakukan agar warga bisa menikmati program ini. Hasilnya, setiap hari jumlah warga yang berkunjung selalu ramai anak SD, SMP, SMA hingga orang tua silih berganti mengakses internet. Agar warga yang datang leluasa, Sarip merelakan ruang kades digunakan untuk tempat PLIK. “Dalam sehari, kami minimal menghasilkan uang Rp50 ribu. Dalam waktu liburan, jumlah yang diperoleh bisa lebih,” ujarnya sembari menyebutkan, pihak desa menyediakan dua operator untuk PLIK. Banyak yang diperoleh dengan adanya PLIK, orang tua sekarang menjadi tenang karena menggunakan internet di desa, anak-anak bisa terpantau. Selain, itu para operator juga selalu membimbing anak-anak yang ingin belajar internet. Sarip menngaku, selama ini pengunjung yang datang masih didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. Tapi, pelan namun pasti, para orang tua pun banyak yang datang. Sementara keuntungan bagi perangkat desa, kata dia, mereka kini bisa mengakses informasi dengan mudah. Bahkan, perangkat desa yang berjumlah 10 orang sudah memiliki email. Mereka sekarang tidak canggung ketika browsing mengenai berita, pengetahuan, bahkan main game via internet pun sudah bisa. “Kami jujur sangat gembira dengan adanya PLIK, semua warga bisa mengetahui informasi dengan mudah dan cepat,” ujarnya. Sarip mengaku, dengan adanya PLIK, desa bisa memperoleh penghasilan tambahan yang bisa berguna untuk membantu kas desa. Selama ini, dari penghasilan PLIK minimal Rp1,5 juta, uang tersebut dipotong untuk membayar ke Telkom, listrik dan gaji operator. Lebih lanjut dikatakan, adanya layanan internet membuat desa membuka usaha lain yakni penjualan pulsa, token listrik dan yang lain melalui kerjasama dengan akses plus. Untuk ke depannya pihak desa merencanakan penjualan sembako yang modalnya dari keuntungan internet. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: